Kamis, 23 Februari 2012

TANGGA "Mencuri" Pemandangan dari Tangga


Tangga rumah Anda langsung menghadap ke luar rumah? Kalau betul begitu, sebaiknya jangan disia-siakan. Lengkapi bordes-nya dengan jendela!
Bordes tangga dengan jendela akan memberikan pemandangan langsung ke luar rumah sehingga seolah-olah terbingkai bak hiasan alami. Selain itu, jendela ini juga penting untuk membantu ventilasi rumah Anda. 
Namun, agar pemandangan terlihat selalu indah, Anda harus merawat taman Anda yang akan langsung terlihat dari jendela. Dengan pemandangan indah, dijamin, tangga pun mampu menjadi area favorit Anda! 
sumber: kompas.com

RUANG TAMU Desain Boleh Simpel, Hasilnya Tetap "Wah"


Empat desain ruang tamu ini menyajikan karakter ruang tamu sebagai gabungan antara zaman peralihan dan modern. Elemen-elemen yang digunakan cukup simpel, namun hasilnya tetap terlihat "wah".
Solid maskulin-feminim
Ruang tamu ini terlihat apik menggabungkan elemen-elemen maskulin dan feminim. Aksen pink dan kilau lampu gantungnya membawa sentuhan lembut feminim, sementara di sisi lain furnitur dan perapian memberi nuansa maskulin yang solid mengisi ruangan.
Netral
Warna-warna netral dengan penggabungan aksen tebal akan membuat Anda lebih menyukai ruangan ini. Keteduhan warna tersebut diisi dengan coffee table buatan tangan asli berbahan kerang.
Teduh dan "hijau"
Ruangan berdesain simpel ini meraih sertifikasi kategori bangunan hijau tertinggi (emerald) dari National Association of Home Builders. Dapur terbuka menuju jalan masuk ruangan dan aksen ungu-cokelat pada dindingnya menyatukan ruang keluarga dan dapur, lengkap dengan kabinet bernuansa espresso. Pintu kaca bergaya Perancis akan menyambut kehidupan di luar ruangan dan memberikan keleluasaan menikmati pemandangan di luarnya. 
Ketegasan maskulin
Kombinasi nuansa warna emas, abu-abu, dan biru di ruang tamu ini menyajikan karakter maskulin yang tegas. Bufet televisi yang ramping di sini sedikit melunakkan pola geometris pada karpet penghias lantainya.
Sumber: kompas.com

Selasa, 21 Februari 2012

DAPUR Cantik dan Solid dengan "Kitchen Set" Granit


                              
Memasak adalah kegiatan yang rutin dilakukan oleh ibu rumah tangga. Namun kegiatan memasak seringkali membuat dapur menjadi kotor dan berantakan. Solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan membuat kitchen set agar dapur Anda tertata rapi.
Top table pada kitchen set diwww.sherishinterior.com ini misalnya. Kitchen set ini terlihat rapi dan solid menggunakan granit. Granit juga memiliki kualitas cukup baik dan ketahanannya yang kuat didukung pula produk tersebut antinoda dan antigores.
Penggunaan granit berwarna hitam juga membuat kitchen set terlihat jadi lebih elegan. Di antara kabinet atas dan bawah menggunakan keramik mozaic untuk mencegah terjadinya kelembapan.
Soal kelembapan, keberadaan jendela dan pencahayaan di dapur haruslah diperhatikan. Fungsi jendela adalah memperlancar sirkulasi udara yang masuk dan keluar. Jendela juga berfungsi agar cahaya yang masuk membuat dapur menjadi cerah dan mencegah ruangan di dapur menjadi lembap.

sumber: kompas.com

Senin, 20 Februari 2012

MENATA RUANG Memainkan Kesan Visual, Memperluas Ruang Mungil


                                      
Kesan sempit dan terbatas pada ruangan di hunian mungil dapat disiasati dengan memainkan kesan visual. Ada dua trik bisa Anda lakukan, yakni lewat pemasangan cermin dan memajang gambar, foto, atau lukisan panorama alam.
Memasang cermin
Cermin, seperti telah diketahui, akan menggandakan obyek yang ada di depannya. Untuk hunian mungil, kehadirannya bukan semata untuk kegunaan estetika, melainkan juga dapat menambah kesan imajiner pada ruangan.
Dengan cermin, Anda dapat "memperluas" ruangan lewat permainan jangkauan visual penghuni rumah. Secara visual, ruang akan tampak lebih luas dari luas normal.
Untuk pemasangannya, pilihlah bagian dinding yang memberi dampak visual terbesar terhadap ruang. Peletakannya bisa di dinding kosong, pintu almari, atau partisi.
Cermin dapat dipasang dengan orientasi vertikal (dari atas ke bawah) dengan jarak sisi bawah dan lantai lebih besar dari 60 sentimeter. Pemasangan lebih banyak cermin dengan ukuran semakin besar, maka akan semakin memperbesar tampilan imajiner.
Memajang gambar, foto, atau lukisan alam
Selain cermin, dengan memajang gambar, foto, atau lukisan panorama alam akan memberi kesan luas. Secara psikologis, tema panorama alam akan menghadirkan perasaan nyaman, lapang dan lega. Juga, ada kesan tak terbatasi hingga garis horizon titik akhir pandangan mata.
Karakter pandangan luas ini akan mengikutsertakan emosi penghuni. Bandingkan bila Anda menempatkan gambar bertekstur batu yang memberi pengaruh terbatas bagi penghuni.
Untuk memajangnya, pilihlah gambar berkarakter luas atau memiliki kedalaman. Contohnya, suasana pantai, pegunungan, ruang terbuka, kota dan desa. Ukuran gambar minimal sepersembilan luas dinding.
Gambar, foto atau lukisan yang dipajang harus lebih dominan dari furnitur atau lainnya, agar menjadi pusat perhatian. Semakin luas gambar semakin memperbesar luas virtual ruangan. Tetapi, jangan lantas memajang gambar terlalu besar. Sesuaikan dengan luasan dinding, karena terlalu besar malah berkesan sempit.
(Sumber: Kreatif Menata Hunian Mungil, Teguh Prihanto, Kawan Pustaka)
sumber : kompas.com

TAMAN Tiga Kunci Keberhasilan Merancang Taman Vertikal

FURNITUR MODERN Waduh...Furnitur Indonesia Makin "Terinjak" China!


Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono, mengatakan Indonesia harus mengejar ketertinggalan pasar furnitur bergaya modern. Bila tak lekas berbenah, peluang untuk masuk pasar ini semakin dikalahkan China.
China memakai teknologi mutakhir, yang memungkinkan harga ditekan menjadi murah. Hal ini jadi keistimewaan China sehingga bisa masuk ke pasar Timur Tengah, juga di mana-mana.
-- Ambar Tjahyono
"Sekarang ini ada pergeseran. Banyak orang tak memikirkan lagi furnitur yang dibeli bahannya kayu asli atau rotan asli. Itu karena harga furnitur dengan kayu asli sudah mahal," kata Ambar kepada wartawan di Jakarta, Senin (20/2/2012).
Belakangan ini, lanjutnya, furnitur berbahan kayu asli semakin tak terbeli. Orang mulai beralih ke gaya modern.
"Artinya, orang tidak terpaku pada kayu atau rotan, tapi menggunakan unsur-unsur lain untuk dijadikan furnitur," kata Ambar.
Sayangnya, untuk gaya modern ini, Indonesia termasuk tertinggal dibandingkan negara lain. China misalnya, bisa menembus pasar di Timur Tengah lewat  furnitur bergaya modern style ini.
"China memakai teknologi mutakhir, yang memungkinkan harga ditekan menjadi murah. Hal ini jadi keistimewaan China sehingga bisa masuk ke pasar Timur Tengah, juga di mana-mana," jelasnya.
Menurut Ambar, Indonesia harus segera berbenah di pasar furnitur bergaya modern saat ini. Karena mau tak mau, pasar ini tengah tumbuh dan diminati.
"Kekuatan Indonesia memang di etnik, tapi sekarang pasar di situ sedang tren. Harga juga mempengaruhi, karena kayu asli semakin tak terbeli," katanya.
sumber : kompas.com

FAISAL BASRI Rumah Teduh, Gajah, dan Korupsi

                               



Rumah di Jalan Ciasem, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu terlihat sejuk dan nyaman. Pohon rindang menaungi hampir seluruh pekarangannya. Taman hijau dengan aneka tanaman hias di sekitarnya tampil semakin menyejukkan.
Tanaman itu juga asal saja tumbuhnya, ada salak dan kelengkeng. Awalnya hanya makan dan buang ke tanah, ternyata bisa hidup.
-- Faisal Basri
Tak terasa, jarum jam menunjuk angka sembilan. Pemilik rumah nan rindang yang sedari tadi ditunggu-tunggu ini akhirnya keluar juga. Pintu rumah terbuka, sosok ramah kemudian muncul dan menyapa ramah.
"Maaf sudah menunggu, saya baru tidur pukul enam pagi tadi," kata ekonom Faisal Basri, akhir pekan lalu.
Calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen berpasangan dengan Biem Benyamin ini mengaku mulai disibukkan dengan aktivitas barunya, yaitu persiapan maju dalam pemilihan "DKI 1" tahun ini.
Di komplek tersebut, rumah Faisal dulunya termasuk rumah tua. Saat pertama melihat lokasi rumah tersebut, kata Faisal, ia langsung jatuh hati dan lantas dibelinya pada 2002.
Namun, lanjut Faisal, untuk membeli rumah yang telah ditinggalinya ini membutuhkan perjuangan. Sebelumnya, ia harus menjual rumah di kawasan Bambu Apus yang tengah dalam proses pembangunan. Kemudian, ia harus rela pindah lokasi lantaran jarak rumah dan sekolah anak-anaknya sangat jauh.
"Padahal, sudah proses dak. Rumahnya besar, 500 meter persegi, ruang kerjanya juga luas. Pokoknya asyik banget. Tapi, ya, akhirnya enggak tega juga sama anak-anak, akhirnya pindah," kenangnya.
"Waktu beli uang saya hanya Rp 170 juta. Masih banyak kekurangan, lalu pinjam sana-sini juga dari bank, akhirnya terbeli. Hutang saya baru lunas tujuh tahun kemudian," kisah pria kelahiran 6 November 1959 ini sembari tertawa.
Ia mengaku, rumah tingkat dua dengan banyak kamar ini menjadi saksi perjalanan karir dan kehidupannya sampai saat ini. Tempat kesukaannya adalah teras belakang, yang berdekatan dengan innercourt dan ruang multifungsi penyambut ruang tamu yang terkadang disulap sebagai ruang keluarga.
Di teras belakang tersebut, keberadaan meja dan kursi dari kayu keras seolah mengundang tamu untuk mengobrol atau sekedar santai. Faisal menuturkan, tempat itu menenangkan karena ada suara air di kolam dan segar berkat dekat tanaman dan berkonsep terbuka.
"Tanaman itu juga asal saja tumbuhnya, ada salak dan kelengkeng. Awalnya hanya makan dan buang ke tanah, ternyata bisa hidup. Kalau kaktus itu anak bungsu saya yang menanam," kata bapak tiga anak ini.
Ruang kerja
Saat di rumah, Faisal mengaku lebih banyak menghabiskan waktunya di ruang kerja. Meski bukan ruang favorit, dia betah berlama-lama di sana untuk membaca, menulis, juga untuk merokok.
"Di rumah ini, kalau merokok sembarangan sering dimarahin anak-anak. Hanya di ruangan ini saya bisa bebas merokok," selorohnya.
Saat mempersilakan masuk, ruang kerja Faisal memang tidak rapi. Ia sendiri mengakui, ruangan ini memang berantakan dikarenakan kesibukannya mempersiapkan diri maju dalam pilkada DKI Jakarta.
"Beginilah keadaannya, pokoknya parah deh," ujarnya sambil terbahak.
Ruang kerja yang terletak di lantai dua ini dilengkapi jendela besar sebagai bukaan dengan pemandangan berupa jalan menuju rumahnya. Jendela besar ini menangkap cahaya dan udara sehingga mengalirkan udara segar keluar-masuk ruangan.
Tak hanya jendela ruang kerja. Secara keseluruhan, konsep rumah Faisal juga memanfaatkan bukaan serta skylight untuk menghemat penggunaan energi listrik.
"Dikonsep begitu karena listrik sekarang mahal," kata dosen yang masih aktif mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI).
Penyuka gajah
Ekonom satu ini rupanya senang mengoleksi miniatur gajah. Saking senangnya dengan hewan tersebut, ia menyediakan sekat khusus untuk memajang gajah-gajah koleksinya di sela-sela ratusan bukunya. Macam-macam aksi miniatur gajahnya ini, mulai dari yang tengah mengangkat belalai, sikap berdiri, sampai memegang bola. Gajah-gajah ini berasal dari bahan keramik, porselen, bahkan gading yang menjadi kebanggaannya.
"Gajah itu lucu, baik, mau membantu manusia, tapi jangan sampai mengganggunya, karena dia akan sangat marah. Rasanya, itu seperti saya," ucap Faisal sembari tersenyum.
Meski mengaku menyenangi rumahnya, si penyuka gajah ini berencana menjual rumah yang telah ditinggalinya selama 10 tahun. Kata Faisal, nanti uang dari penjualan rumah digunakan sebagian untuk membeli rumah baru, sedangkan separuhnya lagi untuk tabungan sekolah tiga anaknya.
"Saya ini sudah tua, sudah 52 tahun, sudah enggak bisa ngumpulin lagi untuk tabungan sekolah. Kalau rumah dijual juga, uangnya untuk anak-anak. Jadi, kalau saya jadi gubernur, enggak perlu korupsi untuk sekolah anak-anak," tutup Faisal.
sumber : kompas.com