Rabu, 18 Januari 2012

Barang Bekas Bukanlah Sampah


Para arsitek dan desainer interior melirik barang-barang seperti genteng bekas, kusen lama, ubin tegel, botol minuman dan material bekas lainnya sebagai potensi baru mempercantik hunian. Hasilnya, material bekas bukan lagi sampah yang mengganggu pemandangan, tapi menjadi barang yang tak kalah kualitasnya dengan barang baru.

Biasanya material bekas dirancang secara khusus dan membentuk karakter terhadap bangunan tersebut.
-- Her Pramtama

Menurut Arsitek Her Pramtama dari US&P Architects, penggunaan material bekas oleh para arsitek saat ini merupakan upaya menggali kreatifitas, terutama menghadapi kompetisi dunia arsitektur yang semakin tinggi.

"Biasanya material bekas dirancang secara khusus dan membentuk karakter terhadap bangunan tersebut," katanya kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (12/1/2012).

Penggunaan material bekas, lanjut Pramtama, juga bagian dari upaya pendekatan bangunan hijau atau green building.

"Pemakaian material bekas tidak terbuang begitu saja, yang akhirnya hanya menjadi sampah," ujarnya.

Ia mengatakan, kesadaran masyarakat saat ini dibutuhkan untuk menggunakan konsep bangunan hijau tidak hanya berlaku untuk bangunan atau gedung bertingkat saja. Semua bangunan baik dari skala kecil sampai besar dapat menerapkan konsep bangunan hijau.

"Intinya adalah memperhatikan aspek kenyamanan dan hemat energi," kata dia.

Selain itu, dalam pendekatan bangunan hijau, aspek yang diperhatikan adalah kaitan arah bangunan dengan fungsi ruang di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar