Endi, sapaan akrabnya, sengaja membuat konsep dapur yang bersebelahan dengan ruang makan ini tampil cukup unik. Bahkan, meski ada tamu yang dipersilakan di ruang tamu, kegiatan memasak tetap nyaman dilakukan di sini.
Tepat di depan pintu dapur, gaya warung zaman dulu langsung terlihat. Selain unik, etalase toples-toples kue seolah menjadi penutup aktivitas memasak di ruangan ini. Keunikan itu pun semakin lengkap, karena pilihan aksesoris di atasnya, seperti toples-toples bening berisi kue kering serta boks kerupuk berbentuk segi empat, yang mengingatkan memorinya ketika mengunjungi warung di zaman doeloe.
Endi juga melengkapi dapur ini dengan cerobong asap yang berfungsi untuk melancarkan sirkulasi udara, terutama pada saat memasak. Beberapa ambalan khas Jawa ditempatkan pada bagian dinding sebagai hiasan tersendiri, selain juga digunakan sebagai wadah perlengkapan memasak.
Sementara lewat tampilan yang tidak terlalu terang, suasana dapur terlihat hangat dengan pilihan warna kuning tua dipadu hijau tua pada etalase. Bersebelahan dengan ruang makan, diisi empat meja kayu dan meja dengan lapisan marmer di atasnya, menjadikan ruangan ini sebagai area favorit.
Di area ini beragam kegiatan bisa dilakukan dengan nyaman, seperti makan bersama, sekedar berkumpul dan bercanda, bahkan menikmati alam. Area ini berkonsep terbuka dengan atap diberi teritisan memanjang untuk melindungi penghuni rumah dari sengatan panas matahari dan tampias air hujan. Ditambah bunyi gemericik air dari gentong di taman yang bersebelahan, maka bermalas-malasan di area ini terasa sah-sah saja, karena memang nikmat.
sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar